Ashmore, Nusa Sain Nggeon, Tempat Persinggahan Arwah Para Leluhur Rote Setelah Meninggal Dunia

- Redaksi

Kamis, 17 November 2022 - 16:09 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

onlinentt.com-Rote Ndao-Sebelum ditemukan oleh Samuel Ashmore dan dinamai Ashmore sesuai nama kapalnya
dalam catatan Eropa pada tanggal 11 Juni 1811, pada Tahun 1878, negara Inggris pernah menganeksasi Pulau Pasir, sebagai tempat pertambangan fosfat. Namun di era Tahun 1850-an, pulau ini tidak pernah diklaim oleh negara mana pun. (sumber : news.detik.com).

Sementara, jauh sebelum itu, pulau yang saat ini terkenal dengan nama Ashmore, memiliki nama yang dipercaya oleh orang Rote berbau mistis, yaitu, “Nusa Sain Nggeon”.

Nusa Sain Nggeon, bermakna harafiah yang berarti, “Pulau yang memiliki laut berwarna hitam pekat”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pulau Sain Nggeon, (Ashmore), dipercaya merupakan salah satu tempat persinggahan roh atau arwah orang Rote setelah meninggal dunia.

Dahulu, bahkan hingga hari ini sebutan,”Sain Nggeon”, masih terdengar akrab, ketika ada seseorang Rote meninggal dunia dan ditanya kemana dia pergi maka para  tetua akan menjawab, “Neni Sain Nggeon Neu”,

Baca Juga :  Satu Tahun Kasus Pengeroyokan Wartawan Mengendap di Polda NTT

Ungkapan “Neni Sain Neu”, juga bermakna harafiah, artinya bahwa yang meninggal dunia sedang bepergian ke sebuah pulau yang lautannya berwarna hitam pekat.

Ungkapan demikian dipercaya sangatlah sakral atau pemali untuk bertanya lebih lanjut. Oleh karena itu, nama Pulau Ashmore atau Pulau Pasir, bukanlah negeri, (Nusa), atau Pulau yang asing bagi orang Rote.

Sejarah lokal Rote mencatat, bahwa sejak exodus Raja Foe Mbura bersama sejumlah raja yang merupakan sekutunya ke Matabi, (Dahulu sebutan orang Jawa/Bali dan beberapa rumpun etnis lainnya disebut Batavia, (saat ini dikatakan Jakarta), untuk mencari keselamatan, (akhirat), pada Tahun 1725, perahu mereka terkena hantaman badai, gelombang tinggi dan terbawa arus hingga terdampar di Pulau Ashmore.

Untuk bertahan dan tidak kelaparan di perjalanan, Foe Mbura dan rombongannya membawa ketupat, lepa, (sejenis makanan terbuat dari parutan ampas kelapa tua yang dicampur dengan gula air, lalu digoreng hingga kemerah-merahan, kemudian dibuat bulat, seperti bola tenis). Mereka juga membawa buah kelapa tua, gula air dan gula lempeng.

Baca Juga :  Perkembangan Penanganan Kasus Pengeroyokan Wartawan gardamalaka.com Terkesan Ditutupi

Beberapa bulan terdampar di Pulau Ashmore/Sain Nggeon, mereka juga memanfaatkan dan atau mengumpulkan Sumber Daya Alam, (SDA), yang ada di sana untuk dikonsumsi dalam perjalanan, diantaranya, taripang,(Nafi=sebutan dalam bahasa Rote), daging dan telur kea, (penyu), telur burung dan sayur laut.

Sebelum meninggalkan pulau arwah, beberapa orang dalam rombongan Raja ex Nusak Ti terkena disentri dan meninggal dunia sehingga dikuburkan di atas Pulau Pasir.

Adapun leluhur orang Rote yang meninggal di sana, antara lain, Dato Nara dan Nara Dato’ dan sejumlah nama lainnya yang oleh penulis belum dapat dipastikan, masih perlu dilakukan penelusuran lebih jauh.

Bahkan, oleh Raja Foe Mbura, untuk mengenang kedua leluhur ini, dua buah pulau kecil yang masuk dalam deretan Kepulauan Ashmore dan Cartier, yakni, Pulau Dato’ Satu dan Dato’ Dua, diambil dari nama kedua leluhur.

Baca Juga :  James Therik dan Theodora Larimanu Diputus Bebas Oleh Hakim Pengadilan Tipikor Kupang

Menurut almarhum, ayah penulis yang pernah ke Pulau Pasir sebelum meninggal dunia, sempat bercerita bahwa setiap perahu pencari hasil laut dari ex Nusak Ti, yaitu Batutua, Fau, Deranita, Oeseli dan Landu Ti, bila menyinggahi Pulau Ashmore dan Cartier, selalu mengunjungi kuburan-kuburan tersebut.

Sementara, sejumlah buah kelapa yang di bawa sebagai bahan konsumsi yang telah bertunas ditanam dengan maksud agar suatu kelak setiap orang Rote yang datang menyinggai pulau Ashmore dan Cartier dapat memanfaatkannya.

Dilihat dalam peta dunia, letak Kepulauan Ashmore dan Cartier/atau Pulau Pasir, dari Pantai Barat Laut Australia, sekitar 320 km, sedangkan Pulau Rote Provinsi NTT, sekitar  170 km

Perbedaan jarak tersebut, menjelaskan kalau Pulau Ashmore dan Cartier menjadi bagian dari Kepulauan Rote namun secara fisik, lebih kurang dua abad Pulau Ashmore dan Cartier telah dikuasi oleh Australia dengan dalil diserahkan oleh Inggris. Penulis Johanes Yoseph Henuk 

Berita Terkait

Ambrosius Sina Ancam Tutup Pelabuhan ASDP Pantai Baru Bila Tidak Ada Pembayaran Lahan Miliknya
Okto Ello Siap Polisikan Mantan Pj Kades Ronal Haning dan Soleman Su’y
Bupati Rote Ndao Rencana Tata Sepanjang Kawasan Pesisir Pantai Telindale Jadi Wisata Kuliner
Kejaksaan dan Inspektorat Turun ke Desa Lalukoen, Ada Apa?
Tambang Illegal di Rote Ndao Marak, APH dan Dinas Pertambangan Provinsi NTT Terkesan “Berdiam Diri” Ada Apa?
Sepeda Motor Terbakar di Pengisian BBM , Petugas Pertamina “Masa Bodoh”
Dandim 1627 Rote Ndao Pimpin Apel Pengecekan Kembali Cuti Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah Tahun 2025
James Therik dan Theodora Larimanu Diputus Bebas Oleh Hakim Pengadilan Tipikor Kupang
Tag :
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Berita Terkait

Jumat, 25 April 2025 - 23:02 WITA

Bupati Rote Ndao Mengaku Tantangan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Tidaklah Muda

Kamis, 27 Maret 2025 - 19:10 WITA

Wagub Johni Asadoma Buka Puasa Bersama Anak-Anak Panti Asuhan Attin

Kamis, 6 Maret 2025 - 22:55 WITA

Dari Pidato Perdana, Paulus Henuk Tekankan Beasiswa Bukan Untuk Anak Pejabat

Kamis, 21 September 2023 - 06:45 WITA

Pertemuan Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Dibuka Pj. Gubernur NTT

Minggu, 25 Juni 2023 - 12:07 WITA

Pemprov NTT Terus Berupaya Keras  Cegah dan Atasi Penyakit Rabies

Jumat, 31 Maret 2023 - 17:43 WITA

Karantina yang Dilalulintaskan Harus Bebas HPHK dan OPTK dan Penuhi Keamanan Pangan

Sabtu, 25 September 2021 - 13:17 WITA

Dekranasda NTT Gandeng Dapur Kelor Indonesia Luncurkan Hay Drink Berbahan Dasar Kelor Pertama di Asia Tenggara

Jumat, 24 September 2021 - 23:32 WITA

Kunjungan Kerja Saat Pandemi Covid 19, Bukti Prioritas Pemimpin Adalah Rakyat

Berita Terbaru

Opini

Leluhur Leo Kolek di Rote Ti Menjelma Jadi Buaya?

Selasa, 13 Mei 2025 - 16:14 WITA

Humaniora

Penanganan Sampah di Pesta Pendidikan Rote Malole Secara Rutin

Sabtu, 10 Mei 2025 - 20:32 WITA