onlinentt.com-Ende-Warga dusun Ngajo dan dusun Watumere desa Ndetuzea¸ Kecamatan Nangapanda-Kabupaten Ende keluhkan aktivitas galian c, berupa batu dan pasir, pabrik aspal mixing plant, (AMP), milik PT. Agogo Golden Group (AGG) di sepanjang bantaran kali Nangapanda yang dinilai mengganggu produksi tanaman perkebunan kakao dan kelapa milik warga.
Aktivitas galian c dan AMP tersebut diduga merupakan penyebab mengeringnya sejumlah sumur milik warga di sekitar lokasi proyek.
Demikian disampaikan Abdul Latief, salah seorang warga Dusun Ngajo kepada tim media ini, Minggu (31/01/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pak lihat sendiri, selain kakao dan pohon kepala yang tidak berbuah dan mati¸ bronjong jembatan ambruk di sepanjang bantaran kali yang kami bangun dari dana desa guna pengamanan jembatan gantung. Bronjong itu diterjang banjir karena penggerusan akibat galian batu dan pasir PT.Agogo¸” jelas Abdul Latif sambil menujuk ke arah bronjong yang telah ambruk.
Menurut Abdul Latif, sebelum PT. AGG membangun AMP di lokasi itu, sepanjang bantaran kali Nangapanda khususnya di desa Ndetuzea, masyarakat memanfaatkan lahan di bibir sungai untuk menanam sayur-sayuran. Warga juga menjadi pengumpul batu hijau untuk dijual ke para pedagang.
“Namun kami masyarakat disini, saat ini kesulitan sekali tanam, karena kali sangat dalam sehingga sulit ambil air untuk siram tanaman, “beber Abdul Latif.
Sepanjang bantaran kali Nangapanda, lanjut Abdul Latif¸ batu hijau bercampur warna merah dan putih (sebutan warga lokal batu penggajawa¸ red-), dimanfaatkan oleh warga untuk dijual kepada pengepul untuk dipasarkan ke pulau Jawa. Namun potensi penghasilan tambahan warga itu hilang ketika adanya kehadiran AMP milik PT. AGG.
“Dampak yang benar-benar dirasakan warga saat ini adalah air sumur milik warga yang mengering,” ujarnya.
Abdul Latif menambahkan, ia bersama warga Dusun Ngajo dan Watumere Desa Ndetuzea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende dalam waktu dekat akan melakukan audensi dengan Bupati Ende, Drs. H. Djafar Ahmad dan anggota DPRD Ende terkait dampak aktifitas AMP milik PT. Agogo Golden Group dan galian pasir dan batu di sepanjang bantaran kali Nangapanda.
“Jadi kami ingin bertemu Bupati dan anggota DPRD Ende supaya bisa tinjau kembali kalau bisa di tutup saja pak AMP-nya¸” tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan Abdul Majid, warga Dusun Watumere, Fesa Ndetuzea Kecamatan Nangapanda. Ditemui tim media ini secara terpisah dikediamannya, Minggu ( 31/1/ 2021)¸
Ia meminta pemerintah Kabupaten Ende melakukan peninjauan kembali keberadaan AMP milik PT. AGG di wilayah Kali Nangapanda.
Karena akibat penggalian besar-besaran material batu dan pasir¸ oleh PT.Agogo Golden Group di lokasi tersebut mengakibatkan tanaman kakao milik warga tidak berbuah dan mati.
“Dulu sebelum ada AMP, saya bisa panen kakao dalam dua minggu 70 hingga 80 kilogram. Namun sekarang hanya 3 hingga 4 kilogram¸” ujarnya lirih.
Sepikiran dengan rekannya Abdul Latif¸ Abdul Majid berharap Pemerintah Daerah memperhatikan keluhan masyarakat terkait aktivitas AMP, sehingga masyarakat tidak dirugikan.
“Saya minta pak Bupati Djafar dan DPRD bantu melihat persoalan ini sehingga kami tidak dikorban Agogo¸” imbuhnya.
Seperti yang disaksikan tim media ini di lokasi proyek tersebut, akibat penggalian material batu dan pasir di sekitar lokasi AMP milik PT. AGG, tepatnya ke arah hilir sungai¸ fondasi jembatan gantung yang menghubungkan warga desa Ndetuzea dengan warga desa sekitarnya tergerus banjir dan ambruk.
Tepat disepanjang fondasi jembatan gantung¸ warga membuat pengaman dengan memasang bronjong batu kali¸ namun bronjong batu tersebut tetap ambruk diterjang banjir. Sementara itu¸ terlihat tumpukan besar material milik PT. AGG; baik yang telah diolah menjadi agregat maupun yang masih berbentuk glondongan dengan berbagai aneka jenis warna di sekitar lokasi AMP.
Ketika Tim Media ini tiba di lokasi proyek tersebut¸ tidak ada aktifitas apa pun di lokasi AMP.
Sementara itu terlihat beberapa unit alat berat milik PT.AGG seperti Excavator, wheel loader, dan dua buah truck Fuso berukuran jumbo parkir di lokasi tersebut.
Menurut Informasi dari salah seorang warga bernama Farid yang ditemui Tim Media di lokasi AMP itu¸ aktivitas di lokasi AMP semakin berkurang setelah PT. AGG di-PHK dari proyek ABPD dan APBN karena gagal menyelesaikan sejumlah proyek dana ABPD dan APBN.
Namun aktifitas AMP kembali terlihat di beberapa pekan terakir Januari hingga Februari 2021 ini.
“Selama ini memang agak sepi pak, apa karena proyeknya tidak ada atau memang lagi sepi, kami sendiri kurang tahu pak, tetapi baru beberapa minggu ini baru kelihatan ada aktivitas giling batu pak, “ tandasnya.
Komisaris PT.Agogo Golden Group (AGG)¸ Frangky Ratu Taga yang dikonfirmasi Tim Media ini sejak Senin (01/02/2021) melalui pesan WhatsApp/WA, hingga berita ini diturunkan tidak memberikan jawaban apapun¸ walau telah melihat dan membaca pesan WA wartawan. Bahkan nomor WA wartawan diblock oleh Frangky beberapa jam kemudian. *tim