onlinentt.com-Rote Ndao-
Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya berbadan sehat. Sehingga bila anak itu sehat maka akan menggemaskan orang tuanya. Namun kalau ada anak masih berusia belia tetapi memiliki postur melebihi usia atau over body pasti akan menyebalkan dan menjadi bahan guyonan dan tertawaan orang bahkan orang tua.
Selain itu, juga akan membuat ketidaknyamanan dan gangguan pada aktivitas pemilik postur.
Begitulah seperti yang di alami Aldivan Kasim,
anak berusia 13 tahun yang biasanya disapa, Ana, oleh teman-temannya.
Sosok menuju usia remaja itu tinggal bersama ibunya di Desa Papela Kecamatan Rote timur Kabupaten Rote Ndao.
Ana saat ini tercatat sebagai siswa pada sekolah Mts Al-Muhajirin Papela memiliki berat badan 120 kilo gram, (kg) .
Asria Kasim, Ibunda Ana yang ditemui media ini menceritakan, bahwa waktu dilahirkan, Ana memiliki berat badan sebesar 4,5 kg. Kemudian dalam pertumbuhannya, dari balita berat badan Ana terus bertambah mencapai mencapai 30 kg.
Penambahan berat badan tersebut tidak disertai dengan mengkonsumsi makanan atau minuman lain melainkan hanya mengandalkan Air Susu Ibu, (ASI) .
Dikatakan Asrial, waktu masih duduk di bangku Taman Kanak Kanak, (TK), hingga Tamat SD, volume makan Ana dari ke hari semakin bertambah banyak.
“Setiap makan, nasinya sangat banyak. Biar makan hanya dengan campur gula air atau air saja pasti porsinya tetap banyak. Sehingga berat badannya mencapai 80-an kg, bahkan untuk saat ini setelah duduk di SMP sudah 120 kg “, ungkapnya.
Sementara pada kesempatan berbeda, Ibu ana mengaku saat ini porsi makan Ana sudah mengalami perubahan.
“sekarang ini dia cuma makan 2 kali dalam sehari, yakni siang sewaktu pulang dari sekolah. Kalau malam harinya dia hanya kebanyakan minum air putih. Begitu pula ketika
berangkat ke sekolah”,papar dia.
Asria Kasim, berharap dengan publikasi berita anaknya di media onlinentt. com ada tanggapan dan perhatian dari pemerintah dan pihak lain untuk perawatan penurunan berat badan anaknya.
Kepala sekolah Mts. Almuhajirin, Ridwan Goro, S.Pd dimintai keterangan soal bagaimana keberadaan Ana di sekolah menjelaskan, aktivitas Ana selama di sekolah berjalan normal seperti siswa lainnya.
“Hanya saat pertama masuk sekolah, dia alami kesulitan saat berdiri tetapi sekarang sudah seperti biasa”, jelas dia.
Ridwan Goro, mengaku dalam kegiatan extra kurikuler di sekolah malah selalu mengandalkan Ana, misalnya olahraga tarik tambang.
“Kalau ada lomba tarik tambang antar sekolah kalau tidak Ana pasti tim akan alami kekalahan”, terangnya.
Sekedar diketahui saja, bahwa begitu Ana dilahirkan sudah ditakdirkan sebagai anak yatim karena keburu Sang Pencipta yang punya kehidupan telah memanggil ayahnya.
Sehingga Ana hanya dibesarkan oleh ibunya yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual ikan keliling.
Pekerjaan ini di jalani saat para nelayan pulang dari melaut. Dia selalu mendatangi dengan menawarkan jasa untuk menjual hasil tangkapan para nelayan.
Kepada media ini AsriaI mengaku sangat bersyukur kepada Allah karena meski dengan status janda tua yang ditinggal mati oleh suami namun dari perjuangannya sebagai penjual ikan keliling salah satu anak laki lakiya sudah lolos sebagai anggota TNI AL. *Amril Ahmad Putera Tanjung