onlinentt.com-Berawal dari peletakan atau pengenakan haik di atas kepala para penyadap oleh seorang raja bengis dan jahat, yang disaksikan oleh alam raya dan arwah para leluhur, sadar atau tidak sadar, haik-haik itu kini telah berbuah dan berubah menjadi “berkat/mahkota kehidupan”,.
Keturunan dari para penyadap sampai dengan saat ini telah mendominasi kepemimpinan dan jabatan, bahkan disegani pada bidang, baik politik maupun pemerintahan di Nusa Tenggara Timur.
Sementara ada pula tuturan lain, bahwa berbicara soal tuak, baik itu enau, lontar, gewang, kelapa dan pinang maka ada keterkaitan dengan sejarah Tua Lulik, yang konon merupakan minuman favorit dari para Liurai, Loro serta masyarakat biasa.
Penyadap pohon enau atau tua bone adalah oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan, “Tuakain”. Sedangkan yang mengurus untuk raja adalah Nai Bonen. Dari kisah itu, konon kabarnya memiliki histori dengan tarian Bonet.
Sedangkan pohon lontar disebut Tua Akadirun atau Tua Nanoeka. Disusul Tua Nisi/tuak pohon gewang yang peruntukannya bagi masyarakat biasa. *TAMAT
Halaman : 1 2 Selanjutnya