onlinentt. com-Kita Kupang, –Abdullah Apa sapaan akrabnya memulai berkarirnya di Partai Demokrat sejak Tahun 2012, dari organisasi sayap Partai Demokrat yaitu sebagai Ketua DPD BMD, (Barisan Massa Demokrat), NTT, Dewan Pengurus Cabang, (DPC), Partai Demokrat Alor.
Karier politik Abdullah kian melonjak dan terakhir masuk dalam pengurus Dewan Pengurus Daerah, (DPD), Partai Demokrat Provinsi NTT, di bawah Kepemimpinan, DR. Jefri Riwu Kore yang juga Walikota Kupang saat ini.
Menjajaki sebuah proses politik yang panjang, kini Mantan Ketua BEM Politeknik Negeri Kupang itu, dipercayakan menjadi Sekertaris Badan Doktrin, Pendidikan dan Pelatihan di Kepengurusan DPP Partai Demokrat periode 2020-2025 oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat Bapak H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, M. P. A., M.A atau lebih di kenal AHY melalui Surat Keputusan, (SK), tim Formatur Kongres Partai Demokrat Nomor :01/SK/DPP.PD/IV/2020, Tanggal 15 April 2020.
Pantauan media, sejak sore sampai malam ini, lulusan terbaik Akademik di Sekolah Akademi Demokrat tahun lalu ini dibanjiri ucapan selamat dari sahabat-kerabatnya maupun pegiat medsos.
Memang siapa yang tidak kenal mantan staf Ketua HMI Cabang Kupang tersebut yang selalu viral di dunia medsos NTT dengan konten-konten kontradiktifnya.
Hasil Wawancara kami lewat media Elektronik, Abdullah Apa menyampaikan salam hormat dan santunnya, sembari mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya buat semua keluarga, handai taulan, senior dan yunior singkatnya basudara yang telah memberikan doa dan dukungan kepadanya lewat berbagai media sosial.
Aktifis pegiat medsos muda NTT ini juga memberi pesan berupa ajakan kepada kaum mileneal, bahwa “Ayo Pemuda jangan sekali-sekali kita melihat politik seolah-olah sekedar medan laga perebutan kekuasaan bagi yang kaum tua atau yang kapitalis, melainkan mari kaum muda masuk dalam politik untuk belajar dan mencari nilai-nilai kebenaran dalam aktivitas politik. Sebab bukankah sejarah adalah peristiwa-peristiwa besar di negeri ini, seperti sumpah pemuda, proklamasi kemerdekaan dan lainnya, selalu melibatkan kaum muda.
Lanjutnya pula, “bukankah politik itu seni untuk melaksanakan, mencapai tujuan atau keinginan kita kaum muda (Politics is the art of the possible). Bagaimana kaum muda bisa terakomodir keinginannya jika politik hanya di isi oleh kaum tua. Pada hal, kaum muda adalah kekuatan bangsa. Kita bukan tidak punya kemampuan, kita punya integritas sehingga kita hanya butuh pembuktiannya. Jika kita diberi kesempatan maka kita akan buktikan itu. ***/taufik