Yero Sang Penjual Kopi Keliling Bundaran Tirosa

0 606

onlinentt.com-Kota Kupang,-Seperti biasanya malam itu suasana jalanan di Bundaran Taman Tirosa ramai dan lancar. Kebisingan suara kendaraan yang lewat agak sedikit mengganggu pendengaran.

Di sela–sela kesibukan warga Kota Kupang, seorang pria yang bercelana pendek dan berjaket coklat sedang mamarkirkan sepeda motor Honda Supranya di pinggir trotoar tidak jauh dari Tugu Tirosa.

Sambil berdiri di samping harta berharganya, lelaki itu menawarkan dagangannya kepada setiap orang-orang yang nonkrong di sekitar dan pengendara yang melewati Bundaran Taman Tirosa.

Pria ini bernama Yero Ndolu atau biasa disapa Yero. Lelaki berusia 30 tahun itu sudah setahun menekuni pekerjaannya sebagai Penjual kopi keliling atau “Kopling” di wilayah Bundaran Taman Tirosa.

Sepeda motor miliknya dari hasil kreditan didesain khusus oleh salah seorang teman karibnya untuk memuat perlengkapan dan barang dagangannya.

Selain itu, pada sepeda mootornya dirias menggunakan bahan baliho dengan ukuran sesuai sebagai tempat penyimpanan barang dagangan agar terhindar dari hujan.

Menu dagangan sengaja dibiarkan tergantung pada keranjang sepeda, bertuliskan jenis jualan, “Kopi Lokal, Kopi Jahe, Chocolatos, White Coffee, Cream Late, Tora Café, The dan Pop Mie”

Dahulu, Yero pernah bekerja pada Regans Digital printing, salah satu percetakan di Kota Kupang.

Dari upah yang diperoleh, sedikit demi sedikit suami dari Selfy Ndolu-Matta ini mulai menabung. Malahan sambil bekerja ditempat tersebut, lelaki santun inii memilih bekerja sambilan sebagai penjual Kopi keliling di Bundaran Taman Tirosa.

Hasil tabungan dari bekerja di Regans digital Printing itulah, kemudian oleh Yero dijadikan sebagai modal awal usahanya.

Ketika sudah tidak bekerja lagi di Regans Digital Printing Yero mulai fokus menggeluti pekerjaan sebagai penjual kopi keliling, (Kopling), Bundaran Tirosa.

Sebagai penikmat kopi yang kebetulan lewat Bundaran Taman tirosa, penulis mencoba menghampirinya dengan memesan segelas kopi hitam.

Dengan cekatan, diraciklah sebungkus kopi suchet yang diseduh menggunakan gelas plastik lalu disuguhkan kepada penulis dengan senyum bermakna persahabatan.

Sambil menikmati kopi yang disuguhkan, penulis mengajak ngobrol sambil duduk di atas lantai taman yang beralaskan baliho bekas sambil menunggu seseorang teman yang masih dalam perjalanan.

Pria asal Tarus Kabupaten Kupang ini bukanlah sosok baru di Kota Kupang.

Dari pengakuannya, sejak lulus SMA Tahun 2008, dirinya sudah belajar hidup mandiri dan tidak ingin bergantung pada kedua orang tuanya dengan mulai bekerja pada beberapa perusahaan swasta.

“Beta pernah kerja jadi sales di NSS motor Tahun 2008 sampai dengan 2011. Kemudian Tahun 2011-2013, bekerja lagi di salah satu koperasi simpan pinjam. Lalu Tahun 2013 sampai 2019 kemarin, beta kerja di Regans Digital Printing,” cerita jero

Dia mengaku awal memulai usaha penjual kopi keliling dengan modal  1.200.000 rupiah. Jumlah itu beta pake buat biaya pekerjaan keranjang tempat taruh barang jualan, pake beli perlengkapan dan kebutuhan, berupa bahan minuman dan barang-barang jualan.

Sejauh ini hasil yang diperoleh dari pekerjaan ini setiap hari keuntungan yang diperoleh sebesar, 100.000 rupiah. Itu kalau sepi pengunjung. Tapi bila ramai maka sehari bisa mencapai R 250.000b rupiah.

Bapak dari ananda Putry, (8 tahun), Shalsa (6 tahun) dan Dhede (2 tahun) ini sangat senang menekuni pekerjaan sebagai penjual kopi Tugu Tirosa. Namun yang menjadi kendala yang diabhadapali adalah modal untuk mengembangkan usahanya menjadi cafe.

“Beta bermimpi bisa mendapat perhatian dari pak Walikota Kupang berupa bantuan dana untuk buka usaha Café.Namun selama ini terkendala di  modal dan tempat. Pada hal, pendapatan dari jualan kopi ini beta pakai buat kebutuhan sehari-hari bersama istri dan anak-anak beta termasuk biaya sekolah anak. Kalo ada lebih sedikit beta tabung untuk rencana usaha café dan masa depan anak-anak beta,” terang dia.

Diakhir pertemuan dengan penulis, Yeo pedagang kopi keliling menyampaikan Tuhan telah menentukan rezeki dan berkah smasing-masing orang tetapi kita harus mengejarnya dengan berusaha keras untuk mendatangkannya.

Jaman sekarang banyak persaingan sehingga orang berpendidikan rendah seperti saya harus benar-benar ulet, tekun dan bekerja keras untuk bertahan hidup,”pupus Yero sang pejuang hidup.wassalam.Bambang Suredjo.

Leave A Reply

Your email address will not be published.