onlinentt.com-NTT-Dalam menjawab tantangan layanan Standard Operational Prosedur, (SOP), yang prima, sesuai komitmen serta arah visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, (Dikbud), Provinsi Nusa Tenggara Timur, (Prov-NTT), yang dinakhodai oleh, Linus Lusi, S.Pd, M.Pd, sedang berbenah dan berkomitmen, merebut sertifikat ISO.
ISO merupakan bagian dari rangkaian sebuah reformasi birokrasi yang diterapkan dalam pemerintahan daerah, seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur, (Prov-NTT), khususnya pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki jumlah tenaga pendidik dalam dunia pendidikan yang sangat banyak.
“Dengan jumlah ini, diharapkan dengan penerapan ISO dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada sektor pendidikan, terutama pengguna jasa pendidikan maupun unsur lainnya,” demikian penjelasan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov-NTT, Linus Lusi, S.Pd, M.Pd, kepada media ini, Jumat, (19/03/2021), di kantornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut putera Flores Ngada ini, saat ini secara internal, pihaknya sedang mengfinalisasi dokumen untuk dilakukan audit oleh tim eksternal.
“Persiapan-persiapan tersebut dilakukan, meliputi berbagai aspek dan telah disiapkan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah, (Kabid Dikmen), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT.
Kini sedang berproses namun akan berkoordinasi dengan beberapa pihak, misalnya SMA, SMK, Badan Inspektorat dan Biro Organisasi untuk membuat sejumlah catatan kritis soal apa yang perlu dibenahi atau perbaikan,”papar Kadis Lusi.
Kabid Dikmen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov-NTT, Mathias M. Beeh, S.St.Par, MM, menambahkan saat ini Gubernur NTT, Victor Bung Tilu Lasikodat sedang mendorong semua dinas, badan, bagian dan bidang pemerintahan Prov-NTT untuk wajib merebut sertifikat ISO pada Bulan April 2021 mendatang, guna memperoleh standard layanan prima.
“Hal itu untuk mengimbangi visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, “jelas dia.
Diungkapkan Beeh, bagaimana memberikan sebuah layanan kepada konsumen yang berkepentingan dalam pengembangan dan peningkatan pendidikan di NTT, perlu kebersamaan yang kolaboratif dalam melaksanakan komitmen tersebut.
“Dinas Dikbud Prov-NTT sekarang lagi berbenah karena untuk mendapatkan standard layanan prima sangatlah tidak gampang. Perlu penyesuaian-penyesuaian. Sebenarnya selama ini sudah dilaksanakan tetapi mungkin tidak terdokumentasi,” terang Mathias.
Sosok berdarah Rote kelahiran Pulau Semau itu, menuturkan persiapan teknis dalam merebut sertifikat ISO, secara internal kelembagaan, dinas Dikbud telah melakukan audit internal terhadap seluruh bidang-bidang teknis yang hasil auditnya, kemudian direkomondasikan kepada tim eksternal guna selanjutnya melakukan audit lagi.
Dari hasil audit tersebut diakui Beeh akan dijadikan bahan penetapan, bahwa apakah dinas layak atau tidak mendapatkan atau meraih sertifikat ISO.
“Karena itu dalam audit internal ternal, kami didorong oleh Pak Kadis agar semua bidang berkolaboratif dalam perbaikan berupa kelengkapan dokumen karena pada prinsipnya, sesuai Standar Operasional Prosedur, (SOP), yang ditetapkan oleh ISO adalah melaksanakan apa yang ditulis dan menulis apa yang dilakukan,”jelasnya.
Kembali dikatakan Mathias Beeeh, mungkin selama ini pihanya telah melaksanakan SOP tersebut tetapi tidak menuliskan atau mendokumentasikan, sehingga tidak ada bukti.
Begitu pula sebaiknya, bisa saja sudah menuliskan tetapi tidak melaksanakannya, misalnya sudah tertuang berupa program namun tidak dilaksanakan,”tandas dia. *redaksi