onlinentt.com-Kota Kupang,-Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur, (BNNP-NTT), Bigjen Polisi, Teguh Imam Wahyudi, SH, MM enggan menemui wartawan dari media berbeda, Senin, (12/10/2020), di kantornya.
Pada hal, kehadiran para wartawan, yaitu Hendrik Missa, dari media online jejakhukumindonesia.com, Rafael nttnews.com, Irfan wartakeadilan.com, dan Johanes Yoseph Henuk, dari buser-indonesia.com, onlinentt.com, indonesia-maju.com, adalah untuk melakukan wawancara terhadapnya terkait kesuksesan kinerja BNNP NTT dalam Tahun 2020.
Berikut kronolisnya, Wartawan yang baru memakirkan kendaraan sepeda motor di halaman samping kantor tersebut langsung dicegat dan ditanyai oleh salah seorang security dari tiga orang security yang bertugas di pos pengamanan.
“Bapak nama siapa. Dari mana. Ada perlu apa e”, kata security yang tidak diketahui namanya itu.
Karena merasa tertekan dengan pertanyaan security ini salah satu wartawan, Hendrik Missa, dari media jejakhukumindonesia.com langsung menyampaikan nama dan asal media masing-masing wartawan yang hendak mewancarai Kepala BNNP NTT.
“Kami datang mau bertemu pak Kepala untuk wawancara”, ujar wartawan Hendrik Missa.
Selanjutnya oleh wartawan Johanes Henuk dari portal onlinentt.com pun meminta kepada security agar supaya birokrasi tidak terkesan rumit dan lengkap sebaiknya security menghadirkan buku tamu agar dapat diisi secara lengkap data wartawan dan apa maksud kehadirannya.
“Dari pada om main tanya kami satu satu dan om pusing, kasih buku tamu saja supaya kami isi dengan lengkap saja, ” ucap Henuk.
Jawaban wartawan ini pun langsung ditepis oleh sang security ini dengan mengatakan bahwa Kepala BNNP NTT saat ini sedang sibuk jadi tidak bisa ditemui.
Mendengar pernyataan securiry demikian, Hendrik Missa lalu kembali meminta kepada security supaya buku tamunya dapat diisi sehingga menjadi data dan menunggu waktu yang baik untuk dapat bertemu dengan Kepala BNNP NTT di kala tidak sibuk lagi.
Permintaan wartawan Hendrik Missa akhirnya direspon oleh security dengan mengajak wartawan ke dalam kantor BNNP NTT guna mengisi buku tamu.
Seterusnya, mewakili ketiga orang teman wartawan lainnya, Rafael dari media online nttnews lalu pergi ke dalam kantor BNNP NTT bersama security.
Di sana, ketika sedang melakukan pengisian buku tamu, oleh salah seorang staf perempuan BNNP NTT, yang diketahui bernama Yuli, menegaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan press realease melalui group BNNP NTT kepada wartawan sehingga apa yang mau diwawancarai lagi.
“Kaka dong mau wawancara apa. Kami sudah keluarkan press realease di group BNNP kepada wartawan”, katanya.
Pertanyaan dan pernyataan staf perempuan BNNP ini kemudian dijawab oleh wartawan Rafael dari media online nttnewas, bahwa pihaknya yang datang hendak mewancarai kepala BNNP NTT tidak masuk dalam group yang dimaksud.
“Aduuh bunda mohon maaf kami tidak masuk dalam group BNNP NTT sehingga press realease tersebut tidak ada kaitan dengan kami”,papar wartawan Rafael.
Jawaban wartawan nttnews seperti itu kembali ditanggapi lagi oleh staff perempuan ini bahwa diantara kalian wartawan ada senior yang sudah kami kasih rillis untuk dipublishkasi.
Penyampaikan staf pada BNNP NTT ini kembali dibantah oleh wartawan Rafael, bahwa dalam kalangan media dan jurnalis tidak ada yang namanya senior yunior sehingga siapa yang mengaku diri sebagai senior dan mengatasnamakan seluruh wartawan di NTT.
Stedmen Rafael kemudian tidak ditanggapi lagi oleh staff perempuan itu dan setelah mengisi buku tamu, Rafael lalu kembali menemui teman-temannya yang masih menunggu di halaman kantor BNNP NTT.
Masih berada di halaman Kantor BNNP NTT, kemudian para wartawan dihampiri oleh sang security sambil mengatakan bahwa karena buku tamu sudah diisi dan bila kepala BNNP NTT berkenan untuk mau bertemu dia akan memberikan informasi melalui calling atau whatsApp.
“Kakak dong su isi buku tamu dan nomer hp juga sudah ada maka kalau pak kepala berkenan nanti saya kasih kabar”, janji security.
Merasa sudah tidak dapat menemui Kepala BNNP NTT, lalu para wartawan langsung pergi meninggalkan kantor BNNP NTT.
Perlu diketahui, bahwa sebagai ruang komunikasi dan berbagi informasi dengan para jurnalis di NTT, BNNP NTT, memiliki sebuah group whatsApp.
Keanggotaan dalam group whatsApp tersebut terdiri dari sejumlah wartawan dari beberapa media online, baik nasional maupun lokal.
Biasanya, bila ada kegiatan dari BNNP NTT, informasinya dapat diberitahukan dan diketahui melalui group itu.
Sehingga para media dan jurnalis dan BNNP NTT sebagai pemilik domain merasa terbantu.
Tetapi belakangan ini kabar burungnya, sejumlah pekerja media yang terhimpun dalam group ini merasa kecewa karena ada oknum wartawan yang selalu mengaku diri sebagai senior yang sok mengatur setiap wartawan yang hendak meliput setiap kegiatan BNNP NTT.
Kabar tambahanya, ulah dari oknum wartawan yang mengaku-ngaku diri sebagai senior di jurnis NTT tersebut membuat sebagian jurnalis tidak simpati terhadapnya. * tim