onlinentt.com-Rote Ndao-Dampak covid 19 sangat mempengaruhi dunia pendidikan.
Proses Kegiatan Belajar Mengajar, (KBM), dulunya tatap muka terpaksa harus dilaksanakan secara online, offline, during dan daring.
Beragam jenis atau metode KBM ini merupakan hal terbaru dan tidak hanya berimbas bagi peserta didik melainkan juga tenaga pendidik.
Guru dan siswa diperhadapkan pada sebuah realita dimana harus menguasai dunia teknologi terbarukan.
Bagaimana tidak karena hanya melalui metode ini KBM dapat terlaksana.
Namun pada sisi yang lain, sebagian peserta didik karena latar belakang kondisi ekonomi orang tua maka sebagian pun tidak memiliki fasilitas penunjang.
Begitu juga hal yang sama dengan tenaga pendidik, sebagiannya karena terbiasa dengan pola pembelajaran manual maka belum terbiasa dengan selain penggunaan perangkat lunak, seperti komputer, laptop atau handpone android juga pengoperasian aplikasi pembelajaran bagi mereka masih sangat awam.
Fenomena ini membuat para pelaku pendidikan dituntut harus bekerja extra untuk mencari solusi terbaik agar tidak mengorbankan anak-anak didik.
Menuju kepada kiat tersebut, segenap tenaga pendidik bersama Kepala Sekolah SD Negeri 1 Papela tidak ingin gegabah mendahului Dinas Pendidikan Kabupaten Rote Ndao sebagai pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan.
Setiap perkembangan dan solusi selalu dikonsultasikan untuk mendapatkan petunjuk teknis pelaksanaan KBM di era mewabahnya covid 19.
SD Negeri 1 Papela dibawah komando Srikandi pendidikan, Istini S.Pd selalu mengikuti arahan dan petunjuk teknis. Bagi Istini sosok familiar ini, tidak ingin melakukan sesuatu putusan dan tindakan di luar pengetahuan pengambil kebijakan yang lebih tinggi.
“Kami tidak ingin bertindak atau mengambil keputusan sendiri. Segala sesuatu menyangkut pelaksanaan KBM di mewabahnya covid 19, kami selalu konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan”, demikian ditegaskan, Istini S.Pd.
Menurut Istini, dari hasil konsultasi dan koordinasi dengan dinas, kemudian pihaknya membentuk kelompok belajar dalam jumlah terbatas di setiap kelas.
Kelompok itu akan dikunjungi oleh para guru sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Namun diakui Kepsek Indini, dalam perjalanannya waktu, pembelajaran dengan metode ini mengalami kendala karena keterbatasan waktu.
“Dalam sehari kita tidak bisa mengontrol semua kelompok karena terbatasnya waktu. Kemudian atas kesepakatan bersama rekan-rekan guru, kami bersepakat untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh”, beber dia.
Istini mengungkapkan, pembejaran jarak jauh ini terbentuk dan KBM dilaksanakan di kediaman para guru. Khusus, bagi para guru yang rumahnya jaraknya jauh dari sekolah maka dibentuk kelompok kecil di sekolah dan gurulah yang mendatangi peserta didik.
“Jadwal KBM berjalan seperti biasa sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Tidak dilaksnakan secara bersamaan dengan mengedepankan protokoler kesehatan”, pungkas dia.
Juga diterangkan Istini, sebagai kepala sekolah dirinya selalu melakukan pemantauan semua kegiatan KBM yang dilakukan melalui dokumentasi, berupa foto dan video.
“Dokumentasi ini akan dikirim melalui media group whatsApp agar dapat mengetahui pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada kelompok KBM tersebut”,akunya.
Istini menambahkan, mewabahnya covid 19, tanpa disadari terdapat pembebanan biaya baik terhadap guru maupun peserta didik, berupa paket data. Namun untuk menyelamatkan anak didik dan pembelajaran tetap berjalan, sementara ditangguhkan kepada peserta didik dan pendidik.
“Paket data sangat dibutuhkan untuk bisa online dengan mengirim data, konsultasi, koordinasi dengan dinas, terutama orang tua atau wali murid”, jelasnya.
Dikatakan Istini, sejauh ini pihak sekolah juga memiliki kelompok group wa dengan orang atau wali.
Tujuan pembentukan wa group bersama para orang tua wali itu agar saling bertukar informasi dan mengetahui jadwal KBM sehingga dapat mengarahkan anak”, tandas dia. *Amril Ahmad