onlinentt.com- Kupang, -Digitalisasi adalah peluang karena segala aktivitas yang digunakan saat ini digital.
“Pertumbuhan digitalisasi di Indonesia sangat tinggi, faktanya kini setiap orang bisa memiliki tiga buah hand phone dibandingkan rekening Bank. Lain dari itu, baik motor atau mobil juga sudah menggunakan systim digitalisasi, “demikian diterangkan Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi, (BNSP), Bonardo Aldo Tobing, dalam wawancaranya dengan awak media, di Aula Stikom Uyelindo Kupang, Selasa, (25/02/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan, ke depan harus dilakukan identifikasi karena diprediksi akan muncul sebanyak 26 juta pekerjaan baru dengan revolusi industri power poin jiro.
“Identifikasi standar kompetensi sangat diperlukan agar relevan dengan pekerjaan baru yang bermunculan. Systim ini harus menuju ke digitalisasi guna mengikuti perkembangan jaman. Ke depan kita perlu melaksanakan asesmen dan uji kompotensi bisa melalui digital elektronik,” papar Aldo.
Sedangkan, Bonardo menambahkan, penggunaan system digitalisasi agar bisa berkolaborasi dengan industri yang semakin berkembang.
“Sertifikasi perlu berkolaborasi dengan industri supaya link and match dapat tercipta di lembaga pendidikan dan pelatihan sehingga ketika masuk ke industri cocok dengan kebutuhan,” ujarnya.
Diakui dia, penerapan system data dan informasi yang terintegrasi antar kemitraan lembaga harus mengacu kepada Standar Kompotensi Kerja Nasional Indonesia, (SKKNI),.
“Kalau SK-nya sudah ada maka bisa sebagai acuan pelaksanaan uji kompotensi dan diterbitkan sertifikatnya,” aku dia.
Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi, (LSP), Informatika, Muhaemin, S. Kom, SH, MM, M. Kom, menjelaskan, karena ekonomi membutuhkan skill maka tidak hanya dosen, mahasiswa dan lainnya melainkan wartawan juga bisa melihat peluang ini karena kalau. Seseorang wartawan mempunyai kemampuan TIK bagus maka dipercayakan mengola kata dan power poin apabila pindah ke tempat kerja baru atau media lain.
“Kita diundang untuk lakukan verifikasi kompotensi supaya bisa menguji dan mengajarkan orang bermain media sosial yang baik, termasuk para perangkat desa dalam membuat website dan operasikan komputer dengan baik dan benar. Selain itu,
mereka bisa berpengakuan ketika berkiprah di dunia industri baik nasional maupun internasional,”terangnya.
Menurut Muhaemin, kalau telah mendapatkan pengakuan maka sudah ada nilai tambah dan bekal dalam membuka usaha dan mau bekerja di luar negeri juga lebih diakui karena memiliki sertifikat berlogo nasional, yaitu, “burung garuda”.
“Pertama dalam proses sertifkasi adalah pra asesmen atau konsultasi untuk menunjukan kompotensi, sudah cukup atau belum. Kalau belum maka perlu disiapkan. Kalau untuk proses penerbitan sertifikat waktunya maksimal satu bulan,” urainya
Diharapkan, dengan keberadaan Lembaga Sertifikasi Profesi di NTT bisa menghidupkan ekosistem dan mencipatakan SDM yang unggul.
“Kita adopsi pendidikan nasional supaya diakui juga secara nasional, supaya yang mempunyai sertifikat paham apa yang dikerjakan,” terangnya.
Muhaeimin mengakui kalau seseorang memiliki skill maka tidak akan pernah nganggur.
“Meskipun lapangan kerja terbatas tetapi bisa diterima karena punya kemampuan,” tandasnya.
Ketua Stikom Uyelindo Kupang, Marinus I.J Lamabelawa, M.Cs, menuturkan, BNSP berharap masyarakat NTT khususnya Kota Kupang dan sekutarnya mau melakukan pelatihan untuk meraih sertifikat kompetensi.
“Kalau ada pelatihan assesor tentu kami pasti mengirim dosen-dosen. Kami dahulukan assesor dan kalau sudah maka baru bisa mengasesmen peserta pelatihan. Hari ini masih sebatas internal jadi peserta yang hadir hanya dari kalangan dosen sebanyak 33 orang, 4 orang dari tenaga guru SMK SoE,” jelas dia.
Menurut dia, ke depan mahasiswa tidak hanya sebatas mendapatkan ijasah tetapi harus memiliki sertifikat dan untuk tahun ini kami akan memiliki Surat Pendamping Ijasah, (SIJ), sebagai bukti sarjana yang mempunyai kompotensi, minimal satu Kompotensi.
Seminar kebijakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi, (BNSP), tentang system sertifikasi Nasional era Revolusi Industri ini terselenggara di Stikom Uyelindo Kupang, dengan thema,”Uyelindo menuju sertifikasi kompetensi, Selasa, (25/02/2020),
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 wita dengan jumlah peserta lebih kurang 200 orang. ***/