________________________
Oleh: Fathur Dopong, S.Pd
Cukup sudah kita bernostalgia didalam dunia maya, rakyatmu sudah pandai, hanya saja tidak pandai bersilat lidah.
Cukup sudah kita bemain diatas kata- kata yang tidak bersifat edukasi dan konstruktif.
Pelanggaran memang sering dilanggar, bahkan menjadi budaya tapi apalah daya, sejagonya siang hanya malam yang mampu mengina bobohkan manusia dengan damai, dan keesokan harinya menjadi lupa segala beban dan ayat ayat yang menjadi dogma.
Pemain tetap menjadi pemain, penonton selalu menjadi penonton yang setia, yang setia selalu istiqomah tanpa istikhoroh, pahlawan tetap menjadi pahlwan walaupun pahlawan selau di intimidasi dimana mana dan maling terus menjadi maling. Asal jangan maling mengatasnamakan rakyat.
Pertanyaan sederhana. Rezim macam apa yang melahirkan tirani tanpa hati nurani, bahkan sifat dan karakternya tidak lagi membedahkan antara mana manusia dan mana binatang.
Dikelelahan malam orang lemah hanya bermunajah kepada Tuhan. Karena hanya mereka percaya bahwa Tuhan mampu menghantarkan hidayah kepada mereka sebelum maut menjemput dalam keadaan hina. Karena baginya tidak ada lagi yang mereka percaha selain Tuhan Yang Maha Esa.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya