onlinentt.com-NTT,-Universitas Kristen Artha Wacana Kupang melaksanakan Konferensi Internasional ke-II, bertempat di Hotel Neo Aston Penfui Kupang, selama dua hari dari Senin, 02 sampai dengan 03 Maret 2020.
Dalam konferensi Internasional ke- II itu membahas tentang perubahan iklim, keanekaragaman hayati, ketahanan pangan dan pengetahuan lokal Recicling, manajemen limbah dan cusinart indonesia serta perubahan iklim, keanekaragaman hayati, ketahanan pangan dan pengetahuan lokal Recicling, manajemen limbah dan cusinart indonesia.
“Eksploitasi sumber daya penggunaan dan pengubahan sumber daya alam telah berkembang sehingga kemungkinan generasi muda ke depan akan mengalami kelangkaan sumber daya,” demikian dikatakan Pendeta Jollianes P. Ledo, M.Th, M.Ed, kepada sejumlah awak media.
Tujuan pelaksanaan ini bertujuan untuk menyelenggarakan pertemuan solusi, terkait hirarki managemen sampah dalam rangka pencapaian zero waste untuk mengurangi dampak lungkungan dan mendukung berkelanjutan keberadaan sumber daya alam. Peningkatan variasi pemenuhan kebutuhan pokok berdasarkan pengetahuan asali yang merinci budaya lokal dalam pemanfaatan berbagai sumber daya alam.
Masih dikatakan Pendeta Jollianes P. Ledo, selain itu berdampak juga terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan serius yang melampui daya dukung lingkungan.
“Efek ini merupakan resiko diperparah setelah berkembang telah mengambil pertumbuhan dan penggunaan sumber daya yang sama dengan negara-negara industri,” ujarnya.
Ditambahkan, akibat runtutan dari hal itu keanekaragaman makluk hidup juga mengalami ancaman dan kepunahan.
“Upaya yang ditempuh oleh Komisi Eropa Tahun 2015, mengusulkan strategi pada penggunaan berkelnajutan sumber daya alam dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan serta menjadi faktor penentu dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Selain itu, diteruskan Pendeta Jollianus, untuk mengidentifikasi, mengumpulkan dan mengkaji kearifan-kearifan lokal yang dimiliki masyarakat, terkait proses yang telah dilakukan dalam hirarki managemen, berupa perlakuan, recovery, recicling, reused, sampah dengan tujuan mengurangi dampak lungkungan dan menghasilkan zerowaste.
“Mempererat dan mengembangkan program penelitian dan kajian bersama konsorsium selatan-tenggara di kawasan selatan tenggara Indonesia dalam mengefektifkan refulasi terkait pembuangan limbah yang tidsk efektif atau tidak bertanggungjawab dalat mencemari lingkungan dan menimbulkan resiko kesehatan masyarakat dalam rangka mengurangi efek terhadap perubahan iklim, berkelanjutan biodiveristas, ketahanan pangan melalui kearifan lokal beserta luaran ilmiah berupa konsep atau kegiatan penelitian yang terkait,” seru dia.
Sekretaris Panitia, Dr. Anggraini Rupidara, menambahkan, tujuan konferense Internasional ini untuk memperkenalkan potensi pariwisata, seni budaya, kuliner, produksi kerajinan, dan hasil pertanian lokal kabuaten dan kota di Prov-NTT secara luas kepada masyarakat lokal, nasional dan internasional khususnya para peserta konferensi dalam ajang pergelaran seni budaya serta pameran dan penjualan produk kuliner, hasil kerajinan dan pertabuan dari UMKM dan kelompok binaan di wilayah kabupaten, kota dan Prov-NTT.
“Konferensi Internasional ini sangat bermanfaat untuk terselenggaranya pertemuan dan diskusi ilmiah global yang membahas isu-isu tentang perubahan-perubahan iklim, keanekaragaman hayati, ketahanan pangan, danbkearufan lokal terutama di bidang kemaritiman,” terangnya.
Dia mengaku, melalui konferensi Internasional ini dapat menjalin komunikasi intensif, kolaborasi dan kesepakatan-kesepakatan ilmiah antar para peserta terkait solusi terhadap perubahan lingkungan, keanekaragaman hayati, ketahanan pangan dan kearifan lokal.
“Selain itu dapat dikenal potensi parawisata, seni budaya,, kuliner, produksi kerajinan dan hasil pertanian kabupaten, kota di Prov-NTT secara luas oleh masyarakat lokal, nasional, dan Internasional khususnya para peserta konferense dalam ajang pagelaran seni budaya serta pameran dsn penjualan produk kuliner hasil kerajinan dan pertanian dari UMKM dan kelompok binaan di wilayah kabupaten, kota dan Prov-NTT, ” tambah dia.