onlinentt. com-NTT, -Luas Wilayah kerja PLN UIW NTT, 248. 718 kilo meter persegi, mencakup 1.192 pulau. Dari 44 buah pulau, sebanyak 29 pulau yang sudah dialiri listrik. Sedangkan rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur, (Prov-NTT), saat ini sebanyak, 86,36 persen dengan total 816. 433 pelanggan dan rasio desa berlistrik 3.086, atau 92,04 persen dari 3.353 Desa.
“Untuk meningkatkan Rasio Desa Berlistrik, (RDB), Tahun 2020, PLN akan melistriki 267 desa dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, (PLTS), untuk 42 desa, Tabung Listrik (TaLis), bagi 24 desa dan perluasan jaringan untuk 201 desa,”terang General Manager PLN UIW NTT, Ignatius Rendroyoko dalam rapat bersama PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) NTT berkaitan dengan Rasio Elektrifikasi (RE) di Prov-NTT, Rabu, (26/02/2020), di Hotel Neo Aston Kupang.
Menurut Ignatius Rendroyoko, PLN UIW NTT, akan membangun 6 PLTS di Sikka, Ende, Alor, Manggarai Timur, Sumba Timur dan Sumba Barat.
Selanjutnya pembangunan PLTS dari pinjaman luar negeri bagi 19 desa, antara lain, Manggarai Barat, Sumba Timur, Manggarai Timur, Ende, Sikka, Alor dan Timur Tengah Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ignatius menambahkan, Tahun 2019 lalu, untuk tingkatkan RE NTT, PLN melalui program CSR, (Corporate Social Responsibility), telah melakukan pemasangan listrik, sebanyak 12.503 rumah tangga. Kemudian melalui program OMOH, (One Men One Hope), semua pegawai PLN mendapatkan donasi sebesar 750 ribu untuk membantu pemasangan baru listrik kepada masyarakat yang tidak mampu sejumlah 800 rumah tangga.Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah daerah, (Pemda), Sikka membantu 1.725 pelanggan, Pemda Manggarai 600 rumah tangga dan bantuan dari Kementerian ESDM sejumlah, 657 rumah tangga.
Disampaikan Rendroyoko, daya mampu pembangkit saat ini sebesar, 330 MW, dengan beban puncak 213 MW dan cadangan daya 113 MW, (34,2%), panjang transmisi 752,3 kms, JTM, (Jaringan Tegangan Menengah) 8.297 kms, JTR (Jaringan Tegangan Rendah) 8.483 kms, gardu induk 315 MVA, 5.044 unit trafo dengan daya 373,67 MVA, ujarnya.
Salah satu, Pimpinan DPRD Pro-NTT, Ince Sayuna mengapresiasi kinerja PLN.
“Terima kasih atas kinerja PLN yang sudah lebih baik bila dibandingkan dengan beberapa tahun lalu karena kami sudah merasakan perbaikan pelayanan yang sangat meningkat,” ucapnya.
Menurut Sayuna, informasi dan data yang diberikan sangat baik dan mudah dipahami, harapannya apabila PLN ada kendala, bisa langsung berkoordinasi dengan DPRD Prov-NTT untuk mencari soslusi, harapnya.
Sementara berkaitan dengan RE, yang masih terus dikejar, Sayuna mengaku beberapa tantangan perlu juga ditanyakan yaitu lokasi mana yang telah selesai pembangunan jaringan listrik sebab terdapat sejumlah lokasi yang sampai hari ini belum selesai dikerjakan, misalnya, Nggongi, Waejewa Tengah, Amfoang Tengah, Amfoang Timur, Fatuleu Barat, Takari, Kupang, Desa Naiolin Amanatun desa Satarlenda Waerobo, dan beberapa lokasi lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Rendroyoko menegakan, beberapa lokasi pelaksanaan pekerjaan pembangunan jaringan listrik belum selesai karena ketidakmampuan kontraktor dan saat ini sudah dilakukan pelelangan kembali sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Selain itu, ada juga beberapa desa jaringan listrik sudah selesai namun masyarakat belum menikmati energi listrik karena ketidakmampuan membayar biaya penyambungan.
“Harapan kami sinergi antara pemerintah, DPRD dan masyarakat pada umumnya terus berlanjut untuk peningkatan perekonomian yang lebih baik,”tutup Rendroyoko.
Komisi IV DPRD Nusa Tenggara Timur mengadakan rapat bersama PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah, (UIW), berkaitan dengan Rasio Elektrifikasi (RE) di PPro-NTT, Rabu, (26/02/2020), bertempat di Hotel Neo Aston Kupang.
Rapat ini dihadiri oleh Komisi IV DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ince Sayuna, salah satu Pimpinan DPRD Provinsi NTT, Agus Lobo, salah satu pimpinan DPRD NTT, Nelson Matara Wakil Ketua I DPRD Prov-NTT, sekaligus Pimpinan Rapat), Refafi Gah, Wakil Ketua II, Boni Jebarus Sekretaris, dan beberapa anggota DPRD lainnya.***//