Dibalik Diam dan Santunnya Bima Fanggidae, “Tersembunyi” Arus “Makan Muntar”

1,008
Penulis : Johanes Yoseph Henuk 

onlinentt.com-Rote Ndao-Seperti kata beberapa pepatah, “Diam itu Emas”, “Air yang tenang itu jangan disangka tak berbuaya,”, makna narasi tersebut “menggambarkan,” tentang diamnya seseorang itu jangan disangka tak bisa melakukan apa apa. Karena dibalik ketenangan itu ada sejuta energi positif yang terpendam. Bahkan energi itu akan menjadi magnet untuk “menarik”  kepedulian dan simpatik dari orang lain.

Keadaan dan situasi itu kini mulai dirasakan sosok seperti Bima Fanggidae atau biasa dipanggil teman dekatnya dengan nama, Om Bim.

Pasca dikalahkan pada Pilkada Rote Ndao Tahun 2019 lalu, sosoknya menjadi perhatian publik Rote Ndao, dari massa lawan-lawan poltik yang tidak pernah mengecap manisnya madu.

Kondisi itu, hingga hari ini di Markas Besar, (Mabes), Paket Lontar, banyak wajah-wajah baru mulai berdatangan menyapa dan bersendagurau bahkan berani menyatakan sikap siap menjadi panglima perang politiknya Paket lontar di Pilkada Rote Ndao Tahun 2024.

Namun apa tanggapan om Bim ?, dengan senyuman yang khas, dia hanya bilang, “ko Beta hanya begini sa de kalau mau bergabung na mari ko kotong berjuang sama sama”.

Sebegitu sederhana kata-kata ini namun bila dinilai dari sisi kehidupan memiliki makna harafiah, bahwa seorang Bima bukanlah siapa siapa bila disandingkan figuritas lainnya. Om Bima hanya sosok apa adanya.

Dalam kesederhanaan dan kesantunan dirinya menyimpan sejuta rasa kebersamaan dari hakikih kehidupan manusiawi. Pasca kekalahannya sebagai seorang calon Bupati pada Pilkada lalu, tidak pernah terdengar kalau Om Bim menghina, mencemooh atau mencaci maki paket atau figur lain. Dia masih menjalin persahabatan yang erat sampai dengan saat ini karena dia tahu filosofi politik, “tidak ada musuh abadi dan tidak ada teman sejati,” yang ada hanya kepentingan. Sehingga saat itu kita mungkin “musuh-musuhan” dalam berpolitik tapi sekarang bisa menjadi teman sejati karena memiliki kepentingan yang sama.

Dengan lapang dada dia harus legowo menerima kenyataan bahwa apa yang terjadi hari itu, (Pilkada Tahun 2019 lalu), itulah yang Tuhan inginkan untuk menata ke depanNya. Karena dia percaya, bahwa setiap jalan hidup manusia sudah ada Yang mengatur dan tinggal menunggu kapan waktu itu akan datang lagi, sehingga dengan Iman Om Bim percaya bahwa Tuhan pasti menjawabnya tepat waktu.*spl

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.