Paket Lontar “Malenggang patah patah”
Penulis : Johanes Yoseph Henuk
onlinentt.com-Rote Ndao-Perbedaan perolehan suara pasangan calon, (Paslon), Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao, Bima Fanggidae – Ernest Pella, pada Pilkada 2019-2024 lalu, sebesar; 2. 594 suara atau 2, 56 persen dengan Paket Lentera sebagai pemenang, merupakan kerja keras dari relawan, tim pemenang, partai dan keluarga besar kedua figur paket Lontar.
Pasca kekalahan tersebut, menjadi magnet dan kekuatan dalam rasa kebersamaan dan solidaritas di antara mereka bahwa memang mereka, “Senasib dan seperjuangan”.
Sementara untuk mempersiapkan paket Lontar maju lagi pada Pilkada 2024 akan datang, kini tim, baik massa pendukung, tim keluarga, relawan dan simpatisan mulai melakukan gerakan senyap bagai “hantu” di pertahanan musuh.
Penyamaran mereka sangat luar biasa sehingga sulit dibaca oleh lawan maupun kawan. Mereka menyatu dan berbaur dalam kondisi apapun. Hal ini dilakukan karena kekalahan di Pilkada lalu menjadi refrensi panjang dan sangat bermakna.
Selanjutnya, dengan kepastian Bima Fanggidae – Frits Adu, berpasangan dalam Pilkada Rote Ndao periode 2024-2029, sebagai Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati, kini menjadi branding topick di dunia medsos.
Ada sejumlah oknum mulai terganggu dan dengan segala dalil dan beragam isu, propaganda dan sentimen mulai dimainkan.
Tujuan mereka untuk mempengaruhi massa pendukung, tim, relawan dan simpatisan dari Paket Lontar yang hingga hari ini masih stay dan siap readi.
Dan memang harus diakui, tidak bermaksud menyampingkan paket yang lain tapi khusus Paket Lontar memiliki massa yang santun, elegan, agresif dan militan. Dan untuk Pilkada Tahun 2024 ini yang sudah siap dari perjalanan 5 tahun lalu adalah Paket Lontar dan paket penguasa. Bila disandingkan dengan wacana paket lain yang dianggap pemula, mereka masih mencari tim dan relawan serta massa pendukung.
Ketika tim dan relawan sementara baru dibentuk oleh mereka, ibarat sebait lagu Ambon doeloe, ” Paket Lontar Malenggang patah-patah,” sudah sulit terkejar “bo’i suek”, (red=sayangku).
Realita politik ini membuat dunia maya dan nyata, ramai menjadi ruang gosip murahan, cacian, olok-olokan, fitnah dan sentimen, terhadap Bima Fanggidae, bakal calon bupati Paket Lontar.
Mereka dengan tanpa punya rasa bersalah dan dosa, berani mengatakan kalau Bima Fanggidae tidak akan maju lagi dalam perhelatan Pilkada November 2024 mendatang.
Pasalnya, Bima Fanggidae tidak memiliki uang dan sponsor terkait pembiayaan lagi di Pilkada Rote Ndao kali ini.
Lebih parahnya, oknum-oknum ini pun berupaya mendapatkan nomer kontak salah seorang sponsor Paket Lontar dan meminta agar menarik dukungannya dari Bima Fanggidae dan diberikan kepadanya
karena dia adalah salah seorang calon legislatif terpilih dengan perolehan suara terbanyak di Kabupaten Rote Ndao.
Tidak berhenti di situ, mereka terus berulah dengan melakukan provokasi dan propaganda, bahwa saat ini sudah tidak memiliki apa-apa. Rumah dan aset yang dimiliki sudah terjual sehingga untuk makan dan minum sangat sulit diperoleh.
Isu-isu murahan itu saat ini terdengar santer beredar di masyarakat awam menjadi isu murahan, karena masyarakat sangat mencintai Paket Lontar. Bagi masyarakat kalangan bawah dan menengah, Paket Lontar tidak pernah tergantikan di hati mereka. *
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.