onlinentt.com-NTT-Patut diberi uplose dan ancungan jempol kepada Julia Sutrisno Laiskodat.
Istri orang nomer satu NTT ini terus berkarya bagi negeri yang telah mendapat tagline, Nanti Tuhan Tolong, atau disingkat NTT” ini.
Setelah berhasil mempromosikan beragam kerajinan tangan seperti kain motif daerah serta seni, tari dan budaya lainnya, kini melalui wadah Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT, yang dipimpinnya menggandeng Dapur Kelor Indonesia, meluncurkan minuman olahan berbahan dasar “kelor,” atau, “marungga, yang dinamai, “Hay drink”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur, (Prov-NTT), harus bangga dan mendukung louncing hay drink ini sebagai salah satu produk minuman berbahan dasar kelor yang merupakan brand kelor pertama di Asia Tenggara dan Indonesia.
Produk minuman hay drink ini sangat sarat konsep kekinian dan seuai planing ke depan akan menyasar para konsumen yang lebih kepada kalangan anak muda atau millenial.
Untuk diketahui bahwa louncing hay drink secara bersamaan telah dilakukan pada 19 titik di Kota Kupang, sejak Jumat, (24/09/21), dan sudah melalui sejumlah proses, misalnya inisiasi, hingga tim Dekranasda NTT dan Dapur Kelor Indonesia bersama-sama melakukan penjaringan peserta, pelatihan berkolaborasi dengan pihak Bank BRI dan Grab.
Julia Sutrisno Laiskodat, Ketua Dekranasda NTT, kepada wartawan menerangkan, kelor merupakan salah satu program dari Gubernur NTT, Victor Bung Tilu Laiskodat yang perlu mendapat dukungan dari Dekranasda NTT untuk mengajak kaum millenial agar mengintai produk lokal seperti kelor.
Dia mengaku, dengan kegiatan ini dapat memberi peluang lapangan kerja baru bagi kaum muda, khususnya mahasiswa-mahasiswi supaya bisa kuliah sambil bekerja mencari uang sekaligus sebagai momentum untuk mempersiapkan diri menjadi enterpreuner muda ketika lulus kuliah nanti.
“Tujuannya memperkenalkan kelor melalui minuman yang lagi trend di kalangan millenial sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi mereka. Selain itu, mereka bisa kuliah sambil cari duit, dan memjadi enterpreuner,” ujar Julia Laiskodat.
Juliet menegaskan, Dekranasda NTT memfasilitasi kaum millenial untuk menjalankan bisnis ini mulai dari peralatan membuat usaha minuman hay drink dan juga pelatihan agar bisa menghasilkan produk minuman yang berkualitas nasional bahkan internasional.
Selanjutnya, ditambahkan Juliet, peserta yang mengikuti program hay drink ini adalah kaum millenial di Kota Kupang. Untuk mengikuti progam ini, lanjutnya, peserta hanya perlu melampirkan KTP, foto lokasi penjualan beserta beberapa persyaratan untuk pembukaan tabungan di Bank BRI serta pembayaran dengan menggunakan aplikasi pembayaran non tunai.
“Program ini berkolaborasi dengan jasa Tltransportasi Online Grab yang memiliki fitur GrabFood sehingga dapat memudahkan dalam melakukan pemesanan produk dari mana saja,” tandas dia.
Hal yang sama, Endang Harto, Perwakilan Dapur Kelor Indonesia, di booth Hay drink Kampus Farmasi Liliba menuturkan, Dapur Kelor bekerjasama dengan Dekranasda NTT untuk memperkenalkan kelor ke masyarakat khususnya kaum muda.
“Dapur Kelor Indonesia berharap dengan menjaring kaum milenial menjadi pelaku UMKM minuman Hay drink, kaum milenial bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi enterpreuner muda.”Kita berharap kegiatan ini bisa membuka lapangan kerja bagi kaum mudah dan bisa melatih mereka menjadi enterpreuner muda,”ujar Endang.
Begitu juga Dedi, salah satu pelaku usaha millenial minuman Hay drink di Kampus Farmasi Liliba menyampaikan terima kasih pada Dekranasda NTTdan Dapur Kelor Indonesia yang sudah memfasilitasi mereka mulai dari pelatihan dan dukungan berupa peralatan usaha minuman Hay drink dari bahan dasar kelor, mulai dari alat peracik minuman dan dispenser gerobak dan lain-lain sehingga mereka bisa langsung bisa berusaha.
Mahasiswa yang juga ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Farmasi ini juga menyampaikan bahwa Dekranasda NTT mendukung mereka dengan modal awal tanpa bunga dan hasil penjualan pertama akan digunakan untuk melanjutkan usaha tersebut.
Lely Kapitan S.Pd, SFarm, Apt, M.Kes, salah seorang pengajar di Kampus Farmasi Liliba menyampaikan bahwa ia menyukai minuman Hay drink.Ia menjelaskan, selain terdapat bubuk kelor, minuman tersebut memiliki kadar gula yang pas.
Ia juga mengajak masyarakat agar mencoba minuman berbahan kelor ini karena baik untuk kesehatan. “Minumannya enak manis gulanya juga pas, dan kemasannya cocok dengan anak muda. Selain itu kelor kan baik untuk kesehatan karena mengandung gizi yang tinggi,”ungkapnya.
Diharapkan dengan kegiatan ini, Dedi dan mahasiswa Farmasi lainnya bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk belajar berusaha sehingga bila lulus nanti bisa menjadi enterpreuner.
Pantauan media ini, animo masyarakat untuk mencoba minuman ini di Kampus Farmasi Liliba cukup tinggi yang di buktikan dengan banyaknya pembeli.
Sementara itu, terdapat 10 varian rasa minuman Hay drink yang ditawarkan antara lain, Moringa Moccacino, Moringa Sweet Oreo, Moringa Ginger, Moringa Hazelnut, Moringa Strawberry, Red Velvet, Tiramisu, Capuccino, dan Moringa Sweet Ori dan di bandrol dengan harga Rp.18.000 per gelas atau cup. *redaksi/tim