onlinentt.com-Rote Ndao-Makan sirih dan pinang hampir di jumpai pada semua suku di dunia, khususnya Nusa Tenggara Timur.
Nusa Tenggara Timur, juga lebih khusus etnis Rote dan Ndao, makan sirih pinang bukanlah hal baru, melainkan sudah mentradisi dari zaman awal kehidupan para leluhur.
Kebiasaan ini telah ditinggalkan sudah berabad abad dan hingga kini masih terjaga dan berlaku dari generasi ke generasi.
1. Para Leluhur Mengenal Buah Sirih dan Pinang
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk makan sirih dan pinang ini, di pulau Rote bagian timur maupun barat memiliki ceritera yang hampir memiliki kesamaan.
Menurut salah seorang tokoh adat Dusun Soruk Desa Oebafok ex Nusak Ti, Johan Pandie, (almarhum 78 tahun), bahwa sebelum para leluhur mengenal buah sirih dan pinang sebagai material adat, sebelumnya mereka menggunakan akar-akar kayu, kulit-kulit kayu dan buah pepohonan, termasuk belakangan, baru mereka mengenal buah sirih dan pinang.
2. Tempat Sirih/Ndunak dan Tondas
Sementara setelah etnis Rote mengetahui material lontar, seperti daun, lidi dan pelepah
dapat dimanfaatkan maka tidak ketinggalan dipakai untuk merakit atau merancang tempat menaruh sirih dan pinang, yang oleh etnis Rote disebut, Ndunak dan Tondas, (red= dalam dialeg orang Ti).
Sedangkan Ndunak dan Tondas bagi etnis Rote memiliki histori sendiri, berikut, menurut salah seorabg maneleo Suku Mesafeo, PA, (68 tahun), bahwa dahulu di Pulau Rote, hiduplah dua tokoh yang sangat terkenal dan disegani.
Satunya menempati pulau Rote bagian timur, dikenal dengan nama, Tou Kamasuik Tee Nggoak, (red=laki laki kaya tapi bodoh).
Sosok ini sangat terkenal dan disegani karena kaya raya, akan emas, muti, tanah, hewan dan pepohonan. Sedang yang mendiami Rote bagian barat, bernama, Tou Malelak Tee Hatatak, (red=laki laki pintar tapi miskin).
Pada zaman itu, kedua tokoh saling bersaing, tidak pernah akur, mereka selalu ‘menjatuhkan’ satu sama lain.
Bagi Tou Kamasuik Tee Nggoak, bahwa meski pun Tou Malelak Tee Hatatak dikenal adalah sosok yang sangat pintar dan disegani namun hal itu tidak baginya, sebab di mata dia Tou Malelak Te Hatatak hanya sosok miskin yang hina dina.
Sebaliknya, di mata Tou Malelak Tee Hatatak, figur Tou Kamasuik Tee Nggoak, meski pun terkenal dan disegani karena kekayaannya tetapi hanya seseorang bodoh yang suatu ketika hartanya habis atau tertipu oleh orang lain.
Suatu ketika di zaman itu, Tou Kamasuik Tee Nggoak, ditimpa sakit keras dan hanya terbaring di ranjang.
Menjelang meninggal, dia menginginkan agar nanti, anak cucunya dapat menguburkan jasadnys dengan cara terhormat.
Sebab semasa hidup, dirinya sangat terkenal dan dihormati oleh semua orang, baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua.
Pemikiran tersebut membuatnya gelisah, akhirnya, dia memanggil seluruh anak dan cucunya berkumpul untuk ingin mendengarkan apa kata mereka.
Bersambung dan hanya ada di onlinentt.com, tidak ada di media online manapun.